PROBLEM SOLVING : CORONA KILLS EVERYTHING

Dampak Pandemi COVID-19 : Terpuruknya Bisnis Pariwisata


- Identification The Problem

    Saat ini dunia tengah diguncang oleh kasus penyebaran pandemi wabah virus COVID- 19 yang berasal dari China yang kian merebak dan meluas secara cepat dan menjadi polemik global terbesar untuk saat ini. Bahkan wabah virus ini telah ditetapkan sebagai pandemi global oleh World Health Organization (WHO). Setelah pernyataan yang ditetapkan oleh WHO tersebut tentunya ini menjadi problematika yang harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah dan masyarakat seluruh dunia. Dunia menjadi waspada akan wabah virus ini. Tidak hanya waspada terhadap penyebaran penyakitnya saja, akan tetapi juga waspada terhadap dampak yang mungkin terjadi terhadap perekonomian dunia.
    Adapun sektor pariwisata merupakan salah satu yang terdampak sangat besar dari kasus wabah virus COVID-19 ini. Pariwisata yang pada awalnya kian mengalami pertumbuhan yang sangat begitu pesat saat ini seakan melemah dan mengalami penurunan yang sangat drastis. Penurunan yang terjadi dalam sektor pariwisata untuk saat ini tidak akan bisa ditanggulangi sampai kasus wabah virus COVID-19 ini menemukan titik terang penyelesaiannya. Adapun percobaan yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia dalam mempertahankan sektor pariwisata dari dampak negatif virus COVID-19 dengan pemberian insentif terhadap industri pariwisata dan pemberian diskon kepada wisatawan, tapi nyatanya tidak akan berdampak apa-apa untuk saat ini. sejak virus COVID-19 menyebar dan hal ini berpengaruh terhadap kesejahteraan para karyawan. Para pengusaha hotel dan travel ada yang melakukan pemutusan hubungan kerja dan ada beberapa karyawan hotel hanya dibayar setengah gaji. Pemotongan ini diperlukan agar usaha tetap berjalan namun juga menjaga kebutuhan ekonomi para karyawan.
    Melemahnya industri pariwisata akibat virus COVID-19 membuat Kemenparekraf mengambil langkah dalam mengantisipasi kolapsnya sektor pariwisata nasional. Langkah ini terbagi menjadi tiga tingkatan: pertama tanggap darurat; kedua pemulihan; dan ketiga normalisasi. Dalam langkah pertama, fokus Kemenparekraf adalah membantu pemerintah dalam menekan angka persebaran virus COVID-19. penularan virus COVID-19 menyebabkan wisatawan menunda atau membatalkan rencana perjalanannya, dan lebih memilih untuk mengurangi aktivitas diluar rumah dan berdiam diri di rumah. Semua masyarakat senantiasa memperhatikan aspek kesehatan diri seperti menjaga kebersihan, mencuci tangan, serta meningkatkan imunitas, dan mengikuti imbauan dari pemerintah setempat. Kini terlihat sangat jelas bahwa virus COVID-19 secara nyata telah melumpuhkan sektor pariwisata yang tengah berkembang saat ini dan juga tidak menutup kemungkinan akan mengancam stabilitas ekonomi dan sosial negara secara global.


-
Gathering Needed Information

    Pandemi COVID-19 telah menghantam industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Sejak Februari 2020 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis, dan puncaknya terjadi April 2020 dengan jumlah wisatawan hanya sebanyak 158 ribu, penurunan wisatawan mancanegara berdampak langsung pada okupansihotel-hotel di Indonesia. Bulan Januari-Februari, okupansi masih di angka 49,17% dan 49,22%. Namun di bulan Maret menjadi 32,24%, dan memburuk saat memasuki bulan April, yaitu sebesar 12,67% sesuai dengan data yang dirangkum. Dampak pandemi COVID-19 pada sektor pariwisata Indonesia juga terlihat dari pengurangan jam kerja. Sekitar 12,91 juta orang di sektor pariwisata mengalami pengurangan jam kerja, dan 939 ribu orang di sektor pariwisata sementara tidak bekerja. Bali adalah salah satu destinasi yang paling terkena dampaknya dilihat dari penurunan jumlah wisatawan yang datang berkunjung, Wisatawan mancanegara adalah sumber pemasukan nomor satu dari Pulau Dewata tersebut. Terlebih, wisatawan asal dari China adalah penyumbang terbanyaknya. Pada bulan Februari 2020, sebanyak 392.824 wisatawan datang ke Bali menurut Kantor Imigrasi Bali dan angka ini turun sebesar 33% sejak bulan Januari akibat virus COVID-19. Bali tercatat menutup semua tempat wisata dan hiburan demi mencegah penyebaran virus COVID-19, keputusan ini berdasarkan Surat Edaran Pemprov Bali per 20 Maret 2020. Delapan pemerintah kabupaten atau kota di Bali telah lebih dulu menutup destinasi wisatanya mulai 18 Maret 2020.

    Larangan negara-negara dunia kepada penduduknya untuk melakukan perjalanan juga membuat pariwisata di Bali merosot. Tahun 2019 lalu, sekitar 2 juta wisatawan China mengunjungi Bali sedangkan pada bulan Februari 2020 hanya ada sekitar 4 ribu wisatawan. Biasanya di bulan awal Januari 2020 hingga Februari 2020 merupakan musim liburan wisatawan Tiongkok datang ke Indonesia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperediksi kerugian dunia pariwisata Indonesia akibat virus COVID-19 sekitar Rp 45,8 triliun. Perkiraannya hanya berdasarkan kunjungan turis Tiongkok yang mencapai 2 juta per tahun. Pantai terlihat sepi dari pengunjung, hanya ada pengelola usaha yang duduk santai di pesisir. Beberapa kapal pesiar bahkan memutuskan untuk tidak berlabuh di Bali. Selain itu, jumlah penghuni hotel di Bali turun sampai 70% sejak virus COVID-19 menyebar dan hal ini berpengaruh terhadap kesejahteraan para karyawan. Di sisi lain, pandemi COVID-19 juga berdampak langsung pada berbagai lapangan pekerjaan di sektor pariwisata. Menurut data BPS 2020, sekitar 409 ribu tenaga kerja di sektor pariwisata kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19.


- Searching For Creative Solutions

    Solusi-solusi yang mungkin dapat dilaksanakan untuk membangkitkan kembali industri hotel dan pariwisata, cara yang bisa kamu lakukan agar perjalanan di era pasca COVID-19 berbeda dengan sebelumnya, Yaitu :

   1. Pesan perjalanan walaupun tujuan berada di dekat rumah
    Bepergian untuk sementara waktu ini tidak aman karena sebagian besar negara di dunia memberlakukan lockdown. Namun, pembatasan diperkirakan akan dicabut setelah virus corona berakhir dan pengobatan baru ditemukan. Dengan kata lain, keadaan ini pada akhirnya akan berakhir. Setelah itu, kamu bisa bantu industri pariwisata dengan memesan perjalanan secepat mungkin. Entah itu pergi ke tujuan yang hanya memiliki jarak hanya beberapa jam saja atau berada dalam jarak berkendara.
   2. Pesan melalui agen perjalanan 
    Agen perjalanan juga sangat terpukul akibat menurunnya pemesanan perjalanan selama adanya lockdown. Namun, terdapat beberapa manfaat untuk menggunakan agen perjalanan. Mereka bisa membantumu mendapatkan harga yang lebih murah. Mereka juga bisa membantumu mendapatkan pengembalian uang, atau menghadapi masalah jika perjalananmu terpaksa harus berhenti karena sesuatu yang berada di luar kendali. Agen perjalanan adalah ahli dalam manajemen krisis. Mereka akan menawarkan bantuan secara langsung saat rencana perjalananmu menjadi kacau.
   3. Pergi ke tempat yang aman 
    Beberapa tempat wisata di Indonesia, misalnya, terkena infeksi virus corona, sedangkan beberapa memiliki pemulihan yang lebih cepat dari tempat lain. Meski begitu, para ahli virus corona mengatakan, terdapat kemungkinan bahwa beberapa bagian di Indonesia akan tetap dibuka kembali sebelum yang lain. Terkait hal tersebut kamu mungkin ingin fleksibel dengan rencana perjalananmu agar kamu bisa memilih tujuan yang aman setelah kamu siap dan bisa melakukan perjalanan.
   4. Beli makanan take away di tempat wisata 
    Makan di restoran adalah hal yang tidak memungkinkan untuk sementara waktu. Namun piilhan take away dan layanan pesan antar masih bisa dilakukan di tempat yang dikunjungi. Cobalah keluarkan uang saat kamu bisa. Sebab, restoran di tempat wisata juga terkena dampak akibat virus corona. Kmau tidak hanya akan mendapatkan makanan khusus, namun uang yang kamu keluarkan langsung menuju kepada mereka yang membutuhkan.
   5. Beri tip yang banyak kepada pekerja pelayanan 
    Setelah kamu bisa bepergian, pastikan kamu memberi tip lebih banyak kepada para pekerja seperti pelayan restoran, penjaga pintu, dan pelayan hotel. Para pekerja tersebut kemungkinan besar tidak dapat bekerja untuk sementara waktu. Mereka akan sangat mengapresiasi kebaikanmu sementara mereka mencoba untuk bangkit kembali.
   6. Beli travel gift card 
    Apabila kamu belum siap untuk memesan perjalanan saat ini, namun ingin mendukung merek hotel kesukaanmu, maskapai, atau operator kapal pesiar, maka bisa pertimbangkan untuk membeli travel gift card yang bisa digunakan di lain waktu. Kamu tidak perlu menggunakannya hingga kamu siap, namun vendor perjalanan tempat membeli travel gift card dapat mulai mengambil manfaat dari pendapatan yang kamu beri.
   7. Manfaatkan penyewaan kendaraan dan hotel saat berjalan-jalan
    Apabila kamu ingin membantu, maka bisa pertimbangkan menyewa mobil untuk perjalananmu di lain waktu. Tawaran yang diberikan oleh jasa penyewaan mobil seharusnya banyak sesaat setelah virus corona sudah tidak lagi menjadi sebuah ancaman. Menyewa mobil juga dapat meningkatkan kenyamanan dan berpotensi membantu memiliki lebih banyak ruang di perjalanan berikutnya.
    Para pemilik rumah singgah juga terkena dampak virus corona akibat menurunnya pemesanan. Tidak hanya itu, mereka juga harus berhadapan dengan permintaan terus menerus konsumen yang ingin uangnya dikembalikan. Kamu bisa membantu para pemilik rumah singgah yang saat ini merugi dengan menyewa properti Airbnb atau rumah singgah lain langsung dari pemiliknya.
   8. Manfaatkan pemandu wisata 
    Pemandu wisata juga terkena dampak virus corona. Dalam banyak kasus, beban pekerjaan mereka saat ini berubah dari stabil hingga menjadi tidak ada. Setelah kamu bisa melakukan perjalanan, kamu bisa membantu mereka dengan cara memesan tur pribadi dari situs kesukaanmu. Kamu juga bisa memesan tur berpemandu (guided tour) dengan grup.
   9. Manfaatkan penawaran perjalanan yang menarik 
    Hotel dan maskapai perlu menurunkan harga mereka untuk menarik para pelancong keluar dari rumah. Oleh karena itu, bersiap-siaplah untuk mengambil kesempatan tersebut saat waktunya tepat. Meskipun diskon yang ditawarkan beragam, namun sudah terlihat beberapa penerbangan murah di seluruh dunia. Terdapat juga diskon tarif kapal pesiar yang lebih drastis, dan paket perjalanan murah untuk akhir tahun ini.
   10. Jelajahi tempat tujuan baru dan Jangan sebarkan ketakutan/miss-informasi
    Apabila kamu ingin membantu tempat-tempat tujuan yang terkena dampak virus corona, kamu bisa pertimbangkan untuk bepergian ke tempat yang baru. Italia dan Spanyol kemungkinan akan bersusah-payah mendapatkan pendapatan pariwisata saat mimpi buruk virus corona berakhir. Tidak hanya itu, pulau-pulau di Karibia dan tujuan kapal pesiar lainnya juga akan hilang tanpa adanya pengunjung selama berbulan-bulan. Kamu bisa pertimbangkan merencanakan perjalanan ke tujuan yang membuat uangmu akan sangat dihargai. Bahkan, kamu juga bisa menemukan tujuan baru yang akan membuatmu ingin kembali lagi. 
    Jangan menyebarkan ketakutan dan misinformasi yang dapat membuat orang-orang berdiam di rumah tanpa alasan. Ketimbang menyebarkan rumor yang kamu baca online atau dengar dari teman, periksa panduan perjalanan yang sesungguhnya dari lembaga pemerintah. Lembaga yang menentukan kapan kamu dapat bepergian lagi dengan aman. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merupakan sumber informasi yang baik seperti Badan Kesehatan Dunia (WHO).


- Stepping From Ideation To Preliminary Designs

    Berbagai upaya dilakukan untuk menyelamatkan pariwisata Indonesia. Ada tiga fase “penyelamatan” yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), yaitu Tanggap Darurat, Pemulihan, dan Normalisasi. Fase Tanggap Darurat fokuskan pada kesehatan, seperti menginisiasi program perlindungan sosial, mendorong kreativitas dan produktivitas saat WFH, melakukan koordinasi krisis pariwisata dengan daerah pariwisata, serta melakukan persiapan pemulihan.

    Selanjutnya adalah fase Pemulihan, di mana dilakukan pembukaan secara bertahap tempat wisata di Indonesia. Persiapannya sangat matang, mulai dari penerapan protokol CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability) di tempat wisata, serta mendukung optimalisasi kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di Indonesia. Terakhir adalah fase Normalisasi, yaitu persiapan destinasi dengan protokol CHSE, meningkatkan minat pasar, hingga diskon untuk paket wisata dan MICE. Salah satu program yang telah dilaksanakan adalah Virtual Travel Fair sejak bulan Agustus-September 2020.



- Evaluation And Selection Of Preferred Solution

    Kunci utama bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif agar dapat bertahan di tengah pandemi adalah memiliki kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang baik. Saat ini pelaku masyarakat mulai berubah, dan dibarengi dengan tren pariwisata yang telah bergeser sebelum pandemi kita bisa bebas liburan ke destinasi wisata di Indonesia maupun luar negeri. Namun, adanya pandemi menyebabkan tren pariwisata berubah, seperti liburan tanpa banyak bersentuhan dengan orang lain agar tetap aman, yaitu staycation.
    Karena hotel cukup berdampak akibat pandemi, tentu sebagai pelaku industri perhotelan tidak bisa hanya mengandalkan staycation. Penyedia hotel juga harus mulai beradaptasi agar bisa bertahan, seperti menawarkan WFH (Work From Hotel), hingga dilengkapinya sertifikat CHSE dari Kemenparekraf/Baparekraf agar pengunjung merasa lebih aman saat berlibur. Keinginan liburan tanpa banyak bertemu orang lain pun mengubah tren layanan paket wisata. Para pelaku industri pariwisata harus mulai memberikan layanan paket wisata eksklusif atau mini group, agar wisatawan merasa lebih aman dan meminimalisir potensi penularan virus saat liburan.
    Sedangkan dari sisi destinasi wisata, banyak tempat wisata yang terpukul akibat pandemi COVID-19, bahkan ada yang terpaksa ditutup karena sepi pengunjung. Untuk itu, para pelaku pariwisata harus memanfaatkan inovasi teknologi yang berperan penting dalam mendukung tren pariwisata yang bergeser di tengah pandemi, salah satunya dengan virtual tourism untuk liburan online. Tak kalah penting, bergesernya tren pariwisata di Indonesia juga berdampak pada beberapa usaha restoran. Agar dapat bertahan, tentu saja pelaku industri restoran harus berinovasi seiringan dengan pergeseran perilaku dan kebiasaan para konsumen.
    Karena sekitar 70% orang menggunakan layanan food online (delivery, take away, dan catering) di masa pandemi COVID-19, maka sudah seharusnya pihak restoran memberikan layanan take away dengan menerapkan contactless service. Bahkan, diperkirakan konsep outdoor dining akan menjadi sangat populer setelah pandemi usai. Hal ini disebabkan karena masyarakat akan tetap patuh terhadap protokol kesehatan, dan menjaga jarak dengan lainya untuk meminimalkan kontaminasi virus. Dengan strategi ini diharapkan dapat kembali membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia yang sangat terpuruk saat pandemi melanda.

Disusun Oleh :    " Kelompok 6 "

- Gading Aurelia Nabila Lubis  | 1101213143 |

- Ridwan Ramadhan  | 1101213184 |

- Andrew Kacaribu  | 1101213376 |

- Farhan Faizal Piherin  | 1101213403 |


Referensi :

Covid-19 dan aktivitas pariwisata Indonesia

Akibat Pandemi Covid-19, Sektor Pariwisata dan hotel Terpuruk

Tren Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi

Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inovasi Dalam Mencapai Sustainable Development Goals

Teknologi Otomatisasi : Self Organizing Network